Kamis, 26 Januari 2017
Minggu, 15 Januari 2017
Januari 2017
Senin ini (tepatnya setelah sepuluh hari ga masuk kerja) gua ngerasa ada yang sendu dan berat melangkah untuk pergi kemana pun (termasuk untuk bekerja). tiba-tiba gua ngerasa kangen berat aja sama suasana rumah, kangen ibu gua, kangen berisik nya adek-adek gua, kangen kamar, kangen semua nya tentang rumah pokonya. kayak yang ga bakal balik aja.
Selasa, 03 Mei 2016
Kemarin
Aku hadir
Tapi tak disini
Jiwa ku mengalir jauh
Jauh melebihi batas ku biasanya
Sedang Ku tatap begitu dalam cermin itu
Yang terlihat hanyalah ia
Ia yang dengan paras sangat teramat jahat
Dan Ia bukan lah lagi diriku
Ku katakan tentang hari yang kemarin
Dimana kemarin aku adalah kakak
Tapi kini sudah tidak lagi
Dimana kemarin kau adalah adik
Tapi kini sudah tak pantas lagi
Bukan hanya kau ludahi ia yang menolong mu itu
Tapi lebih dari itu kau sudah tancapkan belati belati kecil
dalam lemah tubuh nya
Untuk diri dalam cermin, sadarlah cepat kalau kau masih lah
orang baik
Sudah cukuplah Itu hanya kisah kemarin
Yang tak perlu ku
ingat
Wahai yang maha penyayang
Tetap sayanglah jiwa yang kemarin sempat salah ini
Meski kemarin hati ini sempat keras
Jumat, 01 Januari 2016
Minggu, 29 November 2015
Gugur di Oktober
ini hanyalah tentang musim gugur di oktober
tentang daun yang memutuskan pergi untuk jatuh dan jauh dari kuncup
tentang pagi yang berganti senja
tentang embun yang menemani kuncup
meski terlihat ada yang hilang dari itu
kuncup bunga yang biasanya tampak berseri
kulihat hari itu ia begitu layu memucat
ia begitu mencemburui bunga yang jatuh bersama daun
bunga itu adalah bunga yang tak asing bagi kuncup
kuncup sempat tau dan memilih berlalu tentang cerita bunga itu
karna yang kuncup yakini, daun akan tetap setia dalam kesibukannya
begitu singkat kuncup menyaksikan bahwa ia tak lagi bersama daun dalam musim ini
ku berharap kuncup baik itu tak berlarut dalam kecemasan
kuncup tetaplah kuncup
yang harus bersabar dan harus berproses
jika kuncup terlihat tidak berani melupakan
tapi kuyakin bahwa kuncup sanggup mengikhlaskan
tentang daun yang memutuskan pergi untuk jatuh dan jauh dari kuncup
tentang pagi yang berganti senja
tentang embun yang menemani kuncup
meski terlihat ada yang hilang dari itu
kuncup bunga yang biasanya tampak berseri
kulihat hari itu ia begitu layu memucat
ia begitu mencemburui bunga yang jatuh bersama daun
bunga itu adalah bunga yang tak asing bagi kuncup
kuncup sempat tau dan memilih berlalu tentang cerita bunga itu
karna yang kuncup yakini, daun akan tetap setia dalam kesibukannya
begitu singkat kuncup menyaksikan bahwa ia tak lagi bersama daun dalam musim ini
ku berharap kuncup baik itu tak berlarut dalam kecemasan
kuncup tetaplah kuncup
yang harus bersabar dan harus berproses
jika kuncup terlihat tidak berani melupakan
tapi kuyakin bahwa kuncup sanggup mengikhlaskan
Label:
Untaian kata
Minggu, 08 November 2015
Bertualang di Situ Patenggang Bandung
Dan singkat cerita tibalah gw dibandung (masih dengan
akhirnya setelah semalaman puas menikmati dingin nya bandung selatan, jam 06.00 gw dengan tas gendong dan tentunya tak lupa sendal jepit sudah siap siap nongkrong pinggir jalan nungguin angkot ke arah situ patenggang. Dan tak lama, angkot itu pun akhirnya datang.. dan akupun membiarkan nya untuk berlalu. Yasudah aku biarkan saja ia pergi. “gengsi dong, masa cewe nyetopin duluan”. Hehe becanda deng, aslinya mah ya tentu aja gw naek tuh angkot. lalu sungguh tak kusangka, rupanya banyak syekali cwo ganteng yg ada didalam angkot itu (ya seganteng-gantengnya seumuran abah gw dah pokonya). Huhuuu.. rupanya usut diusut, kalo diliat dari karakteristik mayoritas kakek-kakek tersebut yang membawa keranjang gendong, kayanya sii mereka mau metik teh gitu.dan intinya perjalanan sungguh terasa begitu menyenangkan didalam angkot.
Selain cengkrama kakek-kakek itu yang terdengar seru dengan sunda language nya (asli gw bangga bisa jadi bagian dari anak daerah yang kaya budaya), tentu sepoi-sepoi dingin nya dataran tinggi pun ditiup-tiup dari jendela angkot. Ahhh amboy amboy.. betapa segar nyaaa udara kala itu.. kulirik kiri ataupun kanan, semuanya sama, yaitu begitu rimbun kehijauan berbalut kabut putih. Ahh sungguh nikmat sekaliii... kalo kamu nanti main kesana, terus liat hamparan teh yang begitu luas itu namanya kamu sudah sampai di rancabali. Pokonya pemandangan rancabali disuguhkan gratis kalo kamu lagi menuju situ patenggang.
Cuk kucuk, akhirnya angkot itupun melewati tugu selamat datang yang menjadi gerbang situ patenggang, dan sampailah pada akhir dimana angkot pada mentok, dan muter balik.. dan gw pun bayar tarif angkot itu dong tentunya.. lagi-lagi, salah satu keuntungan berpenampilan sesederhana mungkin ketika berwisata ke daerah adalah kita bisa diberikan tarif normal warga sekitar. Dan itupun terjadi sama gw. Kali itu, saking tampang gw begitu ala-ala desa banget ditambah pake sendal jepit, yaudah deh yang kalo wisatawan biasanya bayar 20 ribu, gw cukup diminta 5 ribu saja sama si mamang supirnya. Ga sampe disitu, keberuntungan gw lagi-lagi terbayar dengan pemandangan situ berkabut rasa dingin, tapi nuansa nya hangat matahari terbit.. yagitulah pokonya, gw bingung sama kalimat yang tepat harusnya apa. Intinya cakep banget dan puas banget dah .. oke ini beberapa foto yang tersisa saat di situ patenggang (karena foto yang lainnya ga sengaja ke hapus dan belum sempat ke back-up di komputer, huhu ini nih yang bikin sedih)...
Jumat, 02 Januari 2015
puisi risau pitri kesekian
Nanti cinta kan kembali datang.
Mengajak ku untuk bersama.
Menjemput ku untuk bahagia.
Dan meminta ku, tuk temani selamanya.
Hati ini gelisah rasanya..
Sesak sekali
kurasa
Ah sudahlah ..
Perlahan ku mulai reda seperti nya
Label:
Untaian kata
Langganan:
Postingan (Atom)