Minggu, 29 November 2015

Gugur di Oktober

ini hanyalah tentang musim gugur di oktober
tentang daun yang memutuskan pergi untuk jatuh dan jauh dari kuncup

tentang pagi yang berganti senja
tentang embun yang menemani kuncup
meski terlihat ada yang  hilang dari itu
kuncup bunga yang biasanya tampak berseri
kulihat hari itu ia begitu layu memucat

ia begitu mencemburui bunga yang jatuh bersama daun
bunga itu adalah bunga yang tak asing bagi kuncup

kuncup sempat tau dan memilih berlalu tentang cerita bunga itu
karna yang kuncup yakini, daun akan tetap setia dalam kesibukannya


begitu singkat kuncup menyaksikan bahwa ia tak lagi bersama daun dalam musim ini
ku berharap kuncup baik itu tak berlarut dalam kecemasan

kuncup tetaplah kuncup
yang harus bersabar dan harus berproses
jika kuncup terlihat tidak berani melupakan
tapi kuyakin bahwa kuncup sanggup mengikhlaskan



Minggu, 08 November 2015

Bertualang di Situ Patenggang Bandung



Pujaan hati sendal jepit berwarna merah menemani ku ke gerbang ini. tentu saja seijin hatiku, akhirnya kaki ini bebas melangkah. Cut cut cut gw mau berbagi cerita, bukan berpuisi. Okidiw,, hari itu diawal tahun 2015 adalah hari bersejarah. Karna dihari itu, gw BEBAS (sebebas-bebas nya anak 19 tahun). Ya bebas ngapain aja, ga perlu takut apa-apa, kenapa-kenapa, gimana-gimana. Aduh udah deh pokonya gw cukup dengan satu visi “gw harus cari tau”. Berangkat dari kata yang sesedarhana itu akhirnya gw pergi tututtutttt naik kereta api dari manggarai ( hare genee masih maen api... adudeeeh hapus api nya, karna sebenernya siii udah kereta listrik).

Dan singkat cerita tibalah gw dibandung (masih dengan kesendirian sendal jepit yang awet nempel di kaki). Bermodalkan HP nit nit yang gw punya, googlingan ampe baterai menjerit-jerit akhirnya hati ini mantap untuk main-main di bandung, di daerah ciwideuy (mengalahkan pilihan ke lembang ataupun ke yang lainnya)­­. Seperti kaum wanita umumnya, insting memilih gw ya pasti karna “diliat-liat dari namanya cantik deh kayanya, ih lucu juga deh kayanya”. Yapp karna alasan inilah gw pilih SITU PATENGGANG. Bermodal internet, kemampuan berbahasa sunda faseeh, dan gaya ala anak desa, gw cuma mengeluarkan uang yang sangat teramat ekonomis. Gimana ga ekonomis kalo penginapan yang minimal seharusnya bayar 200ribuan, tapi gw sukses cuma bayar 75ribu aja.. yipiii rejeki anak sholeha mah laen dah pasti.. haha..

akhirnya setelah semalaman puas menikmati dingin nya bandung selatan, jam 06.00 gw dengan tas gendong dan tentunya tak lupa sendal jepit sudah siap siap nongkrong pinggir jalan nungguin angkot ke arah situ patenggang. Dan tak lama, angkot itu pun akhirnya datang.. dan akupun membiarkan nya untuk berlalu. Yasudah aku biarkan saja ia pergi. “gengsi dong, masa cewe nyetopin duluan”. Hehe becanda deng, aslinya mah ya tentu aja gw naek tuh angkot. lalu sungguh tak kusangka, rupanya banyak syekali cwo ganteng yg ada didalam angkot itu (ya seganteng-gantengnya seumuran abah gw dah pokonya). Huhuuu..  rupanya usut diusut, kalo diliat dari karakteristik mayoritas kakek-kakek tersebut yang membawa keranjang gendong, kayanya sii mereka mau metik teh gitu.dan intinya perjalanan sungguh terasa begitu menyenangkan didalam angkot.

Selain cengkrama kakek-kakek itu yang terdengar seru dengan sunda language nya (asli gw bangga bisa jadi bagian dari anak daerah yang kaya budaya), tentu sepoi-sepoi dingin nya dataran tinggi pun ditiup-tiup  dari jendela angkot. Ahhh amboy amboy.. betapa segar nyaaa udara kala itu..  kulirik kiri ataupun kanan, semuanya sama, yaitu  begitu rimbun kehijauan berbalut kabut putih. Ahh sungguh nikmat sekaliii... kalo kamu nanti main kesana, terus liat hamparan teh yang begitu luas itu namanya kamu sudah sampai di rancabali. Pokonya pemandangan rancabali disuguhkan gratis kalo kamu lagi menuju situ patenggang.

Cuk kucuk, akhirnya angkot itupun melewati tugu selamat datang yang menjadi gerbang situ  patenggang, dan sampailah pada akhir dimana angkot pada mentok, dan muter balik.. dan gw pun bayar tarif angkot itu dong tentunya.. lagi-lagi, salah satu keuntungan berpenampilan sesederhana mungkin ketika berwisata ke daerah adalah kita bisa diberikan tarif normal warga sekitar. Dan itupun terjadi sama gw. Kali itu, saking tampang gw begitu ala-ala desa banget ditambah pake sendal jepit, yaudah deh yang kalo wisatawan biasanya bayar 20 ribu, gw cukup diminta 5 ribu saja sama si mamang supirnya. Ga sampe disitu, keberuntungan gw lagi-lagi terbayar dengan pemandangan situ berkabut rasa dingin, tapi nuansa nya hangat matahari terbit.. yagitulah pokonya, gw bingung sama kalimat yang tepat harusnya apa. Intinya cakep banget dan puas banget dah .. oke ini beberapa foto yang tersisa saat di situ patenggang (karena foto yang lainnya ga sengaja ke hapus dan belum sempat ke back-up di komputer, huhu ini nih yang bikin sedih)...

Jumat, 02 Januari 2015

puisi risau pitri kesekian

Nanti cinta kan kembali datang.
Mengajak ku untuk bersama.
Menjemput ku untuk bahagia.
Dan meminta ku, tuk temani selamanya.

Hati ini gelisah rasanya..
Sesak sekali  kurasa
Ah sudahlah ..

Perlahan ku mulai reda seperti nya 

puisi pitri pas risau

Cinta tak seharus nya merepotkan mu, meski  sekedar ingin kau tau bahwa inilah cinta ku.
Kadang ku bertanya dengan ku pandaangi diriku dikaca, sungguh  yang ku lihat hanyalah diri yg sedang merindu dan terus merindu. Ingin ku hujat diri itu, diri yang selalu terus saja merepotkan mu.
Diri itu terus saja berkata aku begitu mencintai mu dan aku begitu mencintai mu, padahal ku tahu kau tak begitu sudi meskipun hanya sebatas mendengar nya.
Meski alasan nya ku takut kau pergi, tapi cinta tak seharusnya semembuang waktu ini,
Cinta harus melangkah, maju dan berhasil.
Mimpi dan cita-cita ku, tak kan pernah ku kubur. Ia harus tetap hidup dan bersama menjadi tujuan di langkah ku. Kau lah Alloh ku, sumber ketenangan dan kedamaian jiwa ku. Jagalah cintaku ini agar kelak ku bisa senyum karna telah melewati hal seindah ini.


puisi pitri pas jatuh cintee

Mentari Kurasa ku sedang jatuh hati, bayang wajah mu datang penuh pesona  selalu menghampiri,
Ku suka perhatian dan kedekatan kita, meski kadang ku begitu sadar ini belumlah saat nya.
Hari terasa begitu hangat,dengan riang kurasa ku tengah menari nari disetiap jalan yg kulewati.  angin menyapu senyum ku dengan penuh cinta, tak kalah burung pun seperti ikut bahagia bersamaku. Tak ku perhatikan aku sedang dimana, aku tak begitu peduli kini ku dimana..namun tempat ini begitu  indah terasa.. hingga tak kulihat yang lain selainku dan bayangmu yang ada disini.
Mungkin inilah separuh cinta dunia, separuh kebahagiaan cinta, dan seutuh nya keindahan.
Kau tak perlu nyata ada disampingku karna kau tau Ku tengah genggam  senyum mu kini.

Yakinlah rasa ini tak kan hilang, sayang dan cinta ini kan  selalu hadir dan selalu ada. Begitu lebih berarti jika kau pun merasakan satu hal yang sama seperti rasa ku ini, seperti kekaguman ku ini, dan seperti cintanya aku ini. 

Naik gunung munara

Perjalanan di mulai dengan langkah, ketika kita tau ada tujuan maka disitulah titik puncak yang kan jadi kebanggaan kan ter impikan. Tujuan adalah impian terindah, apalagi ketika tujuan itu berhasil kita rasakan. Betapa nikmat dan bangga. Dipuncak sanalah kita kan tau arti kekuasaan, dan kebesaran nya. Bahkan perjuangan dan pengorbanan tak sempat tuk kami ingat disana. Kami hanya ingat bahwa kita hanya telah melangkah jauh dan sampai. Kami bangga dan bulat untuk mengawal sebuah petualangan,dan  menjelajahi puncak yang lain. Bukan soal betapa tinggi nya puncak tujuan, tapi semua soal kebersamaan. Mimpi bersama,tekad bersama, bahkan perjuangan bersama.

 

Kala mulutku tak berucap Template by Ipietoon -editor by Pitria Rahayu